Widget HTML Atas

Gunung Rinjani - Pendakian Menuju Tahta Para Dewa

Pemandangan Gunung Rinjani, Lombok akan tampak lebih menakjubkan jika dinikmati dimalam hari. Bermandikan cahaya bulan purnama dengan latar belakang bintang yang berkilauan, Gunung Rinjani, Lombok tampak gagah menjulang dan menakjubkan.

Mendaki Gunung Rinjani


Gunung berapi tertinggi di Asia ini, dengan ketinggian lebih dari 3000 meter, dan mendaki menuju puncak Rinjani tentu tidak mudah namun sungguh kesempatan yang sangat jarang kita temui. 

Mengabadikan momen indah dari atas puncak gunung berapi ini yang tidak bisa kita dapatkan setiap hari nya sungguh suatu kesempatan yang sangat sayang untuk dilewatkan. 

Sambil menatap luasnya langit cerah yang ditaburi cahaya bintang yang berkelap-kelip dibalik lensa kamera, sambil mencari momen terbaik untuk diabadikan didalam sebuah bingkai foto.

Gunung Rinjani Pendakian Menuju Tahta Para Dewa

Gugusan Galaksi Bima Sakti tampak bersinar indah dipantulkan diatas Danau Segara Anak, sebuah danau kaldera yang terbentuk dari bekas letusan gungun berapi, sungguh pemandangan yang wajib untuk diabadikan dan menjadi sebuah cerita dalam sebuah foto kamera.

Memandangi gemerlapnya bintang di malam hari, menyadarkan kita bahwa betapa kecilnya arti kehadiran kita didalam semesta yang luas ini. Dan juga membuat kita sadar didunia yang super sibuk ini, tidak banyak orang yang memiliki kesempatan untuk melihat keajaiban malam di Gunung Rinjani ini.


Mungkin itulah sebabnya gunung dianggap sebagai tahta para dewa, merujuk pada Gunung Agung disucikan di Bali. Bahkan jika anda bukanlah pemeluk agama Hindu sebagaimana penduduk Bali atau Sasak kebanyakan, daerah yang dikeramatkan oleh mereka merupakan daerah yang seakan memiliki kekuatan dan juga menjadi sumber inspirasi.

Sulitnya medan yang harus ditempuh untuk sampai ketempat ini, juga bisa menjadi sebuah sumber inspirasi untuk kita. Perjalanan yang dimulai setelah subuh dengan berangkat menggunakan pikap dari Kuta, Lombok. Kemudian berkendara menyusuri jalan yang berkelok ke pinggir kota.

Jalanan yang semakin menanjak membuat bunyi mesin kendaraan menggerung seakan-akan protes terhadap medan yang dilaluinya. Beberapa kilometer kemudian pekatnya udara tropis yang kering di desa daerah pegunungan pun mulai terasa. Rute perjalanan yang dilalui akan sampai pada sebuah Desa, yakni Desa Sembalun, Sasak.

Desa yang dapat ditempuh melalui medan sulit yang menanjak dalam waktu satu setengah jam. Di Desa ini kita akan bisa mencari pemandu untuk melanjutkan perjalanan mendaki Gunung Rinjani ini.

Perjalanan mendaki dengan total tanjakan dan turunan yang akan dilalui adalah sekitar 4000 km dan semuanya bisa kita lalui dalam waktu 24 jam. Pemandu dari penduduk desa akan memaparkan rute yang harus kita lalui, serta hal-hal yang harus dan tidak boleh kita lakukan selama melakukan pendakian.

Penduduk lokal di sini terkenal saangat ramah dan tangguh. Bagaimana tidak, menetap dan tinggal di lereng Gunung Berapi Aktif dengan segala resiko yang mengancam telah membuat penduduk desa ini menjadi penduduk yang tangguh menjalani kehidupan.

Sengatan matahari khatulistiwa terasa membakar kulit, menemani perjalanan pendakian gunung rinjani ini.

Gunung Rinjani Pendakian Menuju Tahta Para Dewa

Perjalanan mendaki gunung rinjani dari Desa Sembalun dilakukan dengan berjalan kaki, menyusuri jalan setapak menuju padang rerumputan yang mengitari Gunung Rinjani. 

Dari kejauhan, siluet gunung Rinjani tampak menakjubkan., puncaknya yang mencuat dari padang yang mengitarinya bagaikan sebuah gigi t-rex.

Berjalan menyusuri jalan berumput yang cukup bergelombang, yang mana disaat jalanan menurun kita bisa sejenak meregangkan kaki dan bisa beristirahat dan kaki kembali mengencangkan saat perjalanan mulai menanjak.

Setelah 3 jam mendaki, kita berhenti sejenak untuk makan siang menikmati Nasi goreng dalam porsi besar yang disiapkan oleh pemandu dan para jasa pengangkut seraya beristirahat untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan pendakian puncak gunung Rinjani. 

Dari peristirahatan ini tampak lembah bebatuan yang terbentuk akibat hujan muson yang terus menerus mengikis lereng Gunung Rinjani. 

Pohon-pohon berusia puluhan tahun menyemarakkan tempat ini, tentu kita tidak ingin melewati suasana dramatis ini untuk diabadikan didalam foto-foto sebagai penghenti waktu yang akan selalu kita nikmati sepanjang masa.

Setelah serasa cukup beristirahat dan makan siang, pendakian yang lebih berat nampak didepan mata. Jalanan yang mendaki membuat kita mesti pandai mengatur langkah, sehingga kita tidak harus banyak berhenti. 

Terasa nyeri dan linu memang, akan tetapi dengan begitulah kita bisa mencapai puncak hanya dalam waktu beberapa jam saja.

Menjaga kecepatan langkah, sambil juga mencoba agar tak terlalu jauh di depan dan kelelahan, sungguh perjalanan pendakian yang cukup melelahkan. Namun terbayar dengan pemandangan alam disekitar yang seakan-akan menyihir kita untuk tetap berlama-lama disana.


Tanpa terasa, setelah perjalanan yang melelahkan selama berjam-jam, menjelang senja, kita akan sampai di bibir danau kaldera yang ada di Gunung Rinjani, Danau Segara Anak. 

Beristirahat ditepian danau sembari mendirikan tenda, kita pun dapat sambil menikmati indahnya cahaya jingga kemerahan yang nampak menyelimuti puncak gunung berapi tersebut.

Dengan segala kesulitan pendakian yang dialami sebelumnya dan juga pada rute pendakian berikutnya untuk sampai kepuncak gunung Rinjani, yang terpikirkan hanya satu, bagaimana caranya sampai kepuncak gunung dan kembali lagi kerumah dengan selamat.

Namun pikiran rasa takut dan kengerian apakah akan selamat atau tidak selama pendakian ini tidak sebanding dengan pesona alam yang disuguhkan oleh Gunung Rinjani ini. Semua akan sirna, rasa penat, lelah, dan juga rasa takut akan sirna seketika, ketika kita sampai dipuncak gunung Rinjani serta memandangi pesona alam yang disuguhkannya.

Posting Komentar untuk "Gunung Rinjani - Pendakian Menuju Tahta Para Dewa"