Widget HTML Atas

Wista Kuliner di Kampung Rendang Lampasi Payakumbuh

Rendang telah diakui oleh UNESCO, sebagai warisan budaya peninggalan nenek moyang kita.

Beruntunglah kita sebagai warga negara Indonesia, dan berbanggalah anda yang merupakan bagian dari masyarakat Minang, Sumatera Barat.

Wisata Kuliner di Kampung Rendang Lampasi Payakumbuh


Rendang telah tercatat di UNESCO, salah satu organisasi internasional di bawah PPB yang mengurusi segala hal yang berhubungan dengan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan juga kebudayaan.

Rendang adalah salah satu kuliner milik Indonesia, yang telah menjadi warisan budaya dalam bentuk kuliner asli dan telah diakui oleh dunia.

Menurut tokoh-tokoh minang yang dituakan atau sering disebut dengan "Bundo Kanduang" rendang sudah ada sejak dari Abad 16 SM.

Wista Kuliner Kampung Rendang Lampasi Payakumbuh 

Rendang adalah masakan tradisional yang diolah dengan menggunakan bahan baku disekitar rumah tempat tinggal masyarakat Minang.

Karena Rendang dapat mampu bertahan lama hingga beberapa bulan jika penyimpanannya dilakukan dengan baik dan benar, maka Rendang adalah masakan berupa lauk pauk pertama dalam kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, bagi masyarakat Minang, rendang juga mencerminkan tingkat sosial masyarakat setempat, karena hanya mereka yang memiliki hewan ternak sapi yang mampu memasaknya.

Rendang juga memiliki filosofi tersendiri bagi umat Islam, selain nilai sejarah dari rendang itu sendiri;

Seperti yang banyak dijelaskan oleh para tokoh-tokoh atau yang dituakan di masyarakat Minang, bahwa daging diibaratkan sebagai "Ninik mamak" atau "Penghulu Adat" atau "Bundo Kanduang", seseorang yang dituakan.

Dimana mereka bertugas sebagai pendidik, mengajarkan anak kearah yang lebih baik.

Kemudian ada "Santan", yang terbuat dari kelapa yang diartikan sebagai "Cerdik Pandai", tercermin pada kaum intelektual.

Yang diharapkan membawa kepada ilmu pengetahuan adat yaitu "Syarak Mangato Adat Memakai" dengan maksud Syariat Islam dipakai pada adat sebagai kebiasaan yang sesuai pada syariat agama.

Pemakaian bumbu-bumbu seperti "Cabai" pada sambal merupakan simbol dari "Alim Ulama" yang mengajarkan syariat islam.

Cabai dengan rasa pedasnya menggambarkan seorang ulama yang tegas dalam menyampaikan ajarannya.

Jahe, Bawang Merah, Lengkuas, Bawang Putih, Jeruk Purut, Daun Salam, dan lain sebagainya, mengandung arti "Kebersamaan Dalam Bermasyarakat", menjadi "Satu Kesatuan Saling Hidup Rukun Damai".

Masakan Rendang di Kampung Rendang Lampasi Kota Payakumbuh, jumlah varian atau macamnya ada 26 jenis rendang.

Namun, sekarang ini yang sering dimasak tinggal beberapa macam saja.

Salah satu yang terkenal adalah "Rendang Gadag" atau "Rendang Besar", yakni terbuat dari satu kilo daging sapi dipotong empat bagian.

Selain itu, ada juga Rendang yang dimasak memakai satu kilo daging sapi dibagai 40 potong, yang disebut "Rendang Bingkah"

Serta "Rendang Runtiah" yakni daging sapi yang disuir dan lalu dimasak Rendang.

Namun dari berbagai macam varian kuliner khas minang, masakan Rendang tersebut, ada satu Masakan Rendang yang paling unik di Kota Payakumbuh Sumatera Barat, yaitu "Rendang Bola Daging" yang dibuat dengan menggunakan daging sapi yang digiling halus lalu dibentuk dibentuk bulat-bulat.


Nah, jika anda kebetulan sedang berlibur bersama keluarga, kolega atau sedang ada dinas luar kota di Payakumbuh, anda bisa mendapatkan berbagai macam varian kuliner masakan rendang ini di "Kampung Rendang" di Lampasi, yang mana banyak terdapat toko-toko penjual rendang.

Atau Anda bisa mendatangi langsung pembuatnya yang berada di "Kampung Rendang Payakumbuh" di Lampasi Sumatera Barat. Happy traveling!
Deddy's
Deddy's Seorang abdi negara yang aktif menulis blog dikala libur
Follow me: @deddy

Posting Komentar untuk "Wista Kuliner di Kampung Rendang Lampasi Payakumbuh"